Skip to content

Khususkabar.com

Kabar Postingan Update

Menu
  • Bisnis
  • Cantik
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Travel
Menu
Kisah Pakar Iklim Dipecat Lembaga Penelitian usai Tolak Naik Pesawat

Kisah Pakar Iklim Dipecat Lembaga Penelitian usai Tolak Naik Pesawat

Posted on Agustus 8, 2023 by admin

Seorang peneliti  mengaku dipecat setelah menolak pergi naik  demi tak meninggalkan jejak karbon. Benar sih, lalu apa salahnya?

Gianluca Grimalda, pakar tersebut, dipecat setelah menolak permintaan perusahaannya untuk pulang ke Jerman dari wilayah lepas pantai Papua Nugini, Bougainville menggunakan pesawat terbang.

Dia sebetulnya sedang menunggu kapal kargo pada Bougainville untuk pulang ke Eropa setelah enam bulan menyelidiki dampak kerusakan iklim kemudian juga globalisasi terhadap penduduk pulau tersebut.

Sudah lebih besar banyak dari satu dekade ia menghindari bepergian menggunakan pesawat terbang demi mengurangi emisi karbon.

Menurut data yang mana dimaksud dirilis Our World In Data pada 2023, sektor transportasi menyumbang sekitar seperempat dari emisi karbon dioksida (CO2) global. Ini diukur dengan jumlah keseluruhan agregat emisi yang mana yang disebut dihasilkan seseorang untuk menempuh satu kilometer.

Dari data tersebut, penerbangan domestik serta juga jarak sangat sangat jauh menjadi penyumbang terbesar emisi CO2, yakni masing-masing 246 gram per penumpang per kilometer serta 193 gram per penumpang per kilometer.

Gianluca menjelaskan perjalanan menggunakan pesawat dari Papua Nugini ke Jerman menghasilkan 5,3 ton CO2 per penumpang dalam waktu 32 jam. Perjalanan yang tersebut digunakan tambahan lambat menghasilkan sekitar 12 kali lebih lanjut besar sedikit (420kg).

“Dalam kondisi darurat iklim saat ini, membuang-buang 4,9 ton CO2 – sekitar total total yang tersebut dikeluarkan rata-rata orang dalam dunia dalam satu tahun – untuk mempercepat kepulangan saya ke Eropa bukan dapat diterima secara moral,” kata Gianluca mengutip The Guardian.

Lebih lanjut, Gianluca menghadapi dilema dua minggu lalu ketika atasannya pada Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia (IfW) memberinya tenggat waktu untuk kembali ke kantor, yang tersebut berarti dia harus terbang menggunakan pesawat atau terancam kehilangan pekerjaannya.

Ia kemudian menolak perintah itu kemudian perusahaan akhirnya memutuskan kontraknya.

“IfW sepertinya mengabaikan bahwa kita sudah pernah lama memasuki era Antroposen lalu bahwa habitat bumi yang digunakan mana paling penting hampir runtuh, atau mungkin sudah runtuh,” kata Grimalda.

“Di era ini, membuang 4,5 ton CO2 (perbedaan antara emisi penerbangan serta emisi perjalanan lambat) untuk memenuhi permintaan yang digunakan mana tidaklah masuk akal untuk hadir secara fisik pada Kiel dalam waktu sesingkat itu adalah hal yang tersebut bukan dapat diterima secara moral lalu melambangkan keistimewaan tertinggi dari para elit global.”

“Ini adalah tanda bahwa IfW masih hidup pada era yang digunakan digunakan akan terhapus oleh keruntuhan iklim yang digunakan hal tersebut akan datang.”

Gianluca mengatakan karbon yang tersebut mana dihasilkan oleh penerbangan satu arah ke Eropa dari Kepulauan Solomon tambahan banyak daripada rata-rata yang digunakan orang yang tersebut mana tinggal di area dalam sana dalam satu tahun penuh.

Ia berniat mengajukan banding terhadap keputusan IfW yang digunakan memecatnya, kemudian mengatakan dia sudah lama memohonkan bantuan serikat pekerjanya. Namun, dia menambahkan, “Dalam kasus ini, kesan awal adalah tindakan IfW dibenarkan secara hukum.”

Juru bicara IfW mengatakan pihaknya tetap pada kebijakannya untuk tiada mendiskusikan atau mengomentari kesulitan staf di area tempat depan umum.

“Secara umum, lembaga ini memacu kemudian mengupayakan stafnya untuk melakukan perjalanan ramah iklim,” kata juru bicara tersebut.

“Kami berkomitmen untuk menghindari perjalanan udara di tempat tempat Jerman kemudian negara-negara Uni Eropa lainnya sejauh yang kami bisa. Ketika penerbangan tak dapat dihindari, kami membayar kepada Atmosfair untuk mengimbangi emisi penerbangan melalui proyek perlindungan iklim.”

“Apa yang digunakan diketahui rakyat kemudian jelas: Dr Grimalda merencanakan perjalanannya ke Papua juga melakukan penelitian dengan dukungan kami. Kami menggalang perjalanan ‘perjalanan lambat’ kedua yang digunakan yang dilakukannya sebelumnya. Jadi kami bukan ada memiliki keraguan mengenai perjalanan lambat.”

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Tingkatkan Penjualan dan Efisiensi UMKM dengan AI Sales dan Chatbot Customer Service WhatsApp
  • Halo AI – AI Sales UMKM dan AI Chatbot Customer Service No 1 untuk Meningkatkan Bisnis Anda
  • Pentingnya Perawatan Intim Sejak Remaja, Jangan Nunggu Bermasalah!
  • 5 Tas Selempang Wanita Ini Wajib Kamu Miliki, Harga Terjangkau, Tampilan Mewah!
  • Bantuan Anda Bisa Sampai Jauh Lewat Donasi Digital

Kategori

  • Asuransi
  • Bisnis
  • Cantik
  • Kesehatan
  • Otomotif
  • Teknologi
  • Travel
  • Uncategorized

Laman

  • About Us
  • Contact Us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Arsip

  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
©2025 Khususkabar.com | Design: Newspaperly WordPress Theme