Pangkalan udara raksasa Zeljava rahasia yang mana terlihat mirip dalam film James Bond calon dibuka untuk umum lalu jadi tempat bagi pemberani pada dalam seluruh dunia.
Pangkalan ini dibangun di tempat area sebuah gunung antara Bosnia kemudian Kroasia kemudian dirancang untuk tahan terhadap serangan nuklir.
Namun selama berpuluh-puluh tahun, tempat ini bukan ada aktivitasnya, serta juga semata-mata ada turis pemberani yang dimaksud itu berani menjelajahi inti gua yang mana dimaksud sudah runtuh.
Dibangun secara rahasia pada tahun 1960-an untuk menyembunyikan armada jet tempur Soviet pada wilayah yang digunakan saat itu bernama Yugoslavia – sebuah federasi sosialis yang mana mencari jalan tengah antara Moskow lalu Washington selama Perang Dingin – negara ini mempunyai kekuatan, pemurnian air, juga juga sistem ventilasi sendiri. serta juga dapat beroperasi secara mandiri.
Pada masa kejayaannya, pangkalan bawah tanah ini dapat menampung hampir 60 pesawat MiG-21, dengan terowongan sepanjang 3,5 kilometer (2,2 mil) atau lebih lanjut besar yang mana juga merupakan rumah bagi pusat komando, kantor, kemudian asrama.
Sisa-sisa pintu beton besar seberat 100 ton yang digunakan yang dapat dibuka pada empat pintu masuknya masih terlihat dengan tulangan logam yang mana mana menonjol dari strukturnya.
Di luar interiornya yang tersebut luas, pangkalan itu mempunyai lima jalur pelarian yang digunakan hal tersebut melintasi perbatasan antara Kroasia juga Bosnia.
“Semua sistemnya canggih pada saat itu,” kata Mirsad Fazlic, mantan pilot yang mana digunakan bekerja pada pangkalan yang digunakan disebut selama hampir satu dekade pada tahun 1980an, dikutip dari AFP.
“Itu adalah teknologi militer juga juga sipil terbaik saat itu.”
Habis Terbakar
Selama perang setelah pecahnya Yugoslavia pada tahun 1990-an, infrastruktur hal itu dihancurkan oleh sisa-sisa tentara Yugoslavia dengan menggunakan komponen peledak yang dimaksud yang kuat.
“Semua yang mana dimaksud ada dalam dalam, semua peralatan itu, semuanya terbakar,” kata Fazlic.
“Hanya terowongan lalu temboknya yang digunakan tersisa.”
Setelah kehancurannya, pangkalan itu sebagian besar kosong juga rusak, menarik wisatawan petualang yang dimaksud ingin menjelajahi peninggalan kuno dari era komunis.
Semuanya berubah pada tahun 2016 dengan dirilisnya mockumentary (film dokumenter namun tokoh serta kejadian fiktif) Slovenia berjudul “Houston, We Have a Problem!” menampilkan pangkalan.
Sejak itu, penduduk setempat memperkirakan bahwa kompleks milik negara yang mana sudah pernah menarik lebih lanjut lanjut dari 150 ribu orang setiap tahunnya.
Pihak berwenang di area area wilayah yang dimaksud disebut memiliki harapan besar bahwa dengan pemasaran yang hal itu tepat, pangkalan yang mana dapat menarik tambahan banyak wisatawan, terutama sekitar 1,7 jt wisatawan yang digunakan hal tersebut mengunjungi taman nasional Danau Plitvice setiap tahunnya.
“Dengan merevitalisasi Zeljava, kami akan menciptakan konten tambahan untuk taman nasional yang tersebut memungkinkan wisatawan untuk tinggal lebih tinggi lanjut lama,” kata Ante Kovac, walikota wilayah tersebut.
Balapan mobil telah lama lama diadakan di area dalam pangkalan tersebut, kemudian para pejabat percaya bahwa ukurannya yang dimaksud luar biasa berarti pangkalan itu dapat menampung pusat data, atau menjadi tuan rumah pesta atau museum Perang Dingin.
‘Dibekukan’ waktu
Saat ini, wisatawan harus berjalan dengan senter melalui terowongan yang dimaksud lembab dan juga juga gelap gulita, dengan hati-hati menghindari lubang pada tanah, sementara beberapa pengunjung melewati bagian dasar.
“Sungguh gila bahwa hal itu terhambat dalam waktu,” kata Angelo Virag, pribadi fotografer yang dimaksud mana berkunjung dari ibu kota Kroasia, Zagreb.
Namun tak semua orang setuju area ini diubah menjadi area wisata lalu berharap situs hal itu akan tetap seperti sekarang.
“Anda tidaklah ada miliki tanda ke mana Anda harus pergi serta apa yang digunakan harus dilihat, ini lebih besar banyak seperti tempat penemuan,” kata Maria Moreno, desainer interior berusia 33 tahun dari Spanyol, kepada AFP. “Itulah sebabnya aku menyukainya.
“Mengubahnya menjadi objek wisata akan kehilangan daya tariknya.”