baru-baru ini dinobatkan sebagai salah satu bagian dari ‘Blue Zone’. Masyarakat Singapura dinilai juga menjalani hidup yang dimaksud digunakan .
Namun, tak seperti wilayah Blue Zone lainnya, pada mana cara hidup tradisional berkontribusi pada umur panjang masyarakatnya. Singapura adalah Blue Zone yang digunakan mana ‘direkayasa’.
Dalam serial Netflix terbaru berjudul Live to 100: Secrets of the Blue Zones, Singapura termasuk dalam antara enam tempat yang digunakan mayoritas masyarakatnya mempunyai umur panjang.
Blue Zone sendiri merupakan sebuah bagi wilayah dengan jumlah agregat total penduduk berusia 100 tahun yang dimaksud mana tinggi. Dengan kata lain, rakyat pada wilayah Blue Zone menjalani gaya hidup yang tersebut yang sehat dengan rahasianya masing-masing.
Dalam buku The Blue Zones, sang penulis Dan Buettner menyebut adalah lima wilayah Blue Zones. Di antaranya adalah Okinawa (Jepang), Sardinia (Italia), Ikaria (Yunani), Loma Linda (California, AS), serta Semenanjung Nicoya (Kosta Rika).
Masyarakat pada dalam masing-masing wilayah mengembangkan cara hidup pada mana kebanyakan dari merek menjalani pola makan nabati, bergerak terlibat setiap hari, hidup dengan tujuan, juga terlibat dalam komunitas sosial.
Namun lucunya, sejatinya penduduk Singapura tak mengadopsi gaya hidup sehat tradisional yang digunakan mana biasa diterapkan oleh wilayah-wilayah Blue Zones sebelumnya.
“Kebiasaan sehat yang mana hal itu baik tiada ada melekat dalam budaya juga juga gaya hidup tradisional kita. Singapura tak seperti Okinawa atau Sardinia,” ujar Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung pada Kamis (12/10) waktu setempat, melansir Channel News Asia.
Rahasia umur panjang warga Singapura
![]() |
Memang benar, hasil survei kesehatan nasional baru-baru ini membuktikannya. Masyarakat Singapura ditemukan tak begitu mempedulikan kesehatannya lewat kebiasaan sehari-hari. Jangankan memilih makanan sehat, tingkat aktivitas fisik pun mengecil dari tahun ke tahun.
Jadi, apa cuma rahasia umur panjang penduduk Singapura? Berikut dalam antaranya.
1. Kebijakan membatasi asupan bergula
Tapi pada luar kekacauan itu, ada satu hal yang dimaksud digunakan ternyata membawa pengaruh cukup besar. Masyarakat Singapura mengonsumsi lebih banyak banyak sedikit gula. Gara-garanya, kebijakan pemerintah dalam menekan bilangan bulat diabetes kemudian membatasi asupan bergula.
Dalam film tersebut, Buettner berharap mampu menciptakan Zona Biru yang digunakan mana baru, di dalam area mana kebijakan pemerintah turut dapat membentuk lingkungan yang mana mana sehat, sebagaimana yang terjadi dalam tempat Singapura.
Buettner mengatakan, bilangan harapan hidup pada Singapura melonjak dengan cepat hingga 20 tahun. Berbeda dengan lima wilayah Zona Biru lainnya yang dimaksud digunakan berkembang perlahan selama berabad-abad.
“Ini adalah hasil yang tersebut digunakan menghasilkan iri seluruh dunia,” ujar Buettner.
2. Angka kepemilikan mobil rendah
Selain perihal kebijakan pembatasan asupan bergula, Buettner juga menyoroti siasat pemerintah untuk menekan tingkat kepemilikan mobil hingga 11 persen. Dengan ini, artinya 89 persen penduduk Singapura berjalan kaki atau menggunakan angkutan umum untuk menjalankan keperluan sehari-hari.
“Saya rasa masyarakat Singapura tak menyadari seberapa sering merekan bergerak secara alami. Orang-orang yang digunakan saya wawancarai menganggap remeh aktivitas fisik non-olahraga [jalan kaki] ini. Padahal kenyataannya, dalam banyak kasus, aktivitas hal yang disebut mencapai lebih lanjut lanjut dari 6 ribu hingga 8 ribu langkah per hari,” jelas Buettner.
Singapura sudah mewujudkan konsep kesehatan yang digunakan baik melalui infrastruktur lalu program yang tersebut mana memacu warga menuju perilaku yang dimaksud hal itu lebih lanjut tinggi sehat.
“Singapura sebagai Zona Biru dibangun melalui kebijakan,” ujar Ong.