Kementerian Komunikasi kemudian juga Informatika () menggaet para istri anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk berunjuk rasa prospek pemilu.
Hal ini terungkap dalam rangkapan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD), di area dalam Jakarta, Kamis (19/10). Pada hari ini pula, periode pendaftaran calon presiden-calon delegasi presiden untuk Pilpres 2024 dimulai hingga 25 Oktober.
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan pada Pemilu 2024 ini pihaknya berfokus pada penanganan tiga konten negatif.
“Yang pasti patokan Kominfo tiga; hoaks, fitnah, juga ujaran kebencian. Tiga itu kita harus membangun budaya digital yang dimaksud tambahan lanjut sehat, lebih banyak tinggi santun, tambahan tinggi baik sehingga dapat menyuarakan perdamaian serta kesatuan nasional kita,” tuturnya dalam Launching Literasi Digital Keluarga Besar TNI, di tempat dalam Jakarta, Kamis (19/10).
Konten negatif sendiri mempunyai beragam bentuk mulai dari konten pornografi, perjudian, radikalisme, terorisme, SARA, kecurangan hingga persebaran hoaks.
Tak cuma era Pilpres, pihaknya sudah enam tahun menggarap kesulitan ini lewat program GNLD. Dari total 215,63 jt pengguna internet pada Indonesia, Kominfo lewat GNLD hingga 16 Oktober sudah melakukan literasi kepada 23.752.721 peserta.
“Ya kalau pada persentase baru 10 persen lebih banyak tinggi 12 persen dari penduduk kita,” ucap Budi.
Meski begitu, pihaknya tetap tak berhenti menggaet berbagai pihak untuk membantu upaya literasi digital nasional, termasuk istri-istri TNI. Kenapa harus ibu-ibu tentara?
“Ini kan ibu-ibu Dharma Pertiwi TNI kan, ibu-ibu yang mendampingi suaminya bertugas pada area manapun dari Sabang sampai Merauke. Kan harus menjaga suasana rakyat serta juga yang tersebut mana penting kan keluarga,” jelasnya.
“Tadi saya sudah sampai satu kutipan dari mantan Presiden Tanzania (Julius Nyerere), ‘kalau kita mendidik manusia laki-laki adalah mendidik seseorang, tapi kalau mendidik pribadi perempuan kita mendidik sebuah bangsa’,” tutur Budi.
Budi menyebut kolaborasi bersama TNI bukan cuma sekali meningkatkan pemahaman keluarga besar TNI pada isu digital, namun juga membuka prospek keluarga TNI untuk menjadi pegiat literasi digital nasional.
Pada kesempatan yang digunakan digunakan sama, Ketua Dharma Pertiwi Vero Yudo Margono, atau Veronica Yulis Prihayati, meminta-minta para ibu bijak bermedia sosial.
“Menjadi ibu serta pendamping suami sebagai anggota Dharma Pertiwi dituntut untuk melek dengan perkembangan teknologi juga cakap digital, mampu bermedia sosial dengan baik serta bijak. Tentunya ibu ibu juga bisa saja jadi mengawasi putra-putrinya yang dimaksud masih pada dalam bawah umur untuk tambahan lanjut mewaspadai atau mendampingi,” ujarnya.
Terkait pemilu, Vero, yang juga merupakan istri Panglima TNI Laksamana Yudo Margono ini, meminta para istri TNI yang mana yang hadir secara daring juga luring untuk menyokong sepenuhnya hajatan besar hal yang dengan tidaklah memberikan komentar.
“Kita sebagai pendamping suami, sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anak, kita harus menyokong sepenuhnya dengan tiada memberikan tanggapan, komentar, serta bukan ada meng-upload apapun terhadap hasil quick count sementara yang yang dikeluarkan oleh lembaga survei,” pungkas dia, yang mana itu juga merupakan polwan berpangkat AKBP itu.