atau Twitter mulai menguji coba layanan berbayar secara penuh pada dalam dua negara setelah pemiliknya mengisyaratkan perubahan jadi layanan berbayar bulan lalu.
Dalam sebuah postingan pada Selasa (17/10), dikutip dari CNN, X mengatakan sedang menguji program baru yang tersebut hal itu disebut “Not Bot” dalam dalam Selandia Baru serta juga Filipina.
Para pengguna diminta untuk mendaftar langganan tahunan US$1 (Rp15.742,00) untuk mengunggah kemudian berinteraksi dengan postingan lain.
Pengujian ini semata-mata akan berlaku untuk akun web baru kemudian biaya akan dihapuskan jika pengguna mendaftar untuk layanan berlangganan premium X sebesar US$3,99 (Rp62.810,00) per bulan.
Pengguna baru yang digunakan memilih tiada terlibat langganan premium serta juga tahunan cuma sekali akan dapat membaca postingan, menonton video, lalu mengikuti akun, namun tiada dapat berinteraksi di area area platform.
Pengguna yang digunakan dimaksud sudah ada tak akan terpengaruh sebagai bagian dari pengujian.
X mengatakan dalam unggahannya program ini dimaksudkan untuk “mendukung upaya kami yang digunakan dimaksud sudah berhasil mengurangi spam, manipulasi platform, lalu juga aktivitas bot kami, sekaligus menyeimbangkan aksesibilitas sistem dengan jumlah agregat keseluruhan biaya yang digunakan kecil.”
Perusahaan juga menambahkan biaya hal itu tidak ada ada dimaksudkan untuk mengambil keuntungan.
Uji coba ini dikerjakan setelah Musk menggalakkan pengguna untuk mendaftar ke X Premium sebagai cara mengurangi aktivitas spam lalu juga pembohongan dalam platform.
Ia juga menyarankan pembayaran via kartu kredit demi membantu memverifikasi identitas pengguna lalu menciptakan hambatan masuk yang dimaksud dimaksud tambahan tinggi bagi akun yang bukan autentik.
Sebagai timbal balik tambahan, pengguna premium menerima tanda centang biru, postingan merek ditingkatkan oleh algoritma platform, kemudian berhak menerima pembayaran bagi hasil iklan sebagai bagian dari program baru X.
Sebelumnya, Musk dalam percakapan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bulan lalu mengaku dapat mulai membebankan biaya untuk semua pengguna.
Dia mengatakan bahwa perusahaannya “bergerak untuk memberikan pembayaran bulanan yang mana dimaksud kecil untuk pemanfaatan sistem X” akibat ini adalah “satu-satunya cara yang tersebut dapat saya pikirkan untuk memerangi pasukan bot dalam jumlah keseluruhan total besar.”
Namun, para ahli mengatakan bahwa banyak pelaku kejahatan yang digunakan mana bersedia juga mampu membayar akun tidaklah autentik di area dalam wadah tersebut.
Secara teori, seseorang juga dapat membayar untuk memverifikasi sebuah akun lalu kemudian mengizinkan komputer untuk menjalankannya, sehingga secara efektif menimbulkan akun terverifikasi otomatis atau “bot”.
Dalam seminggu terakhir X mendapat kecaman atas klaim palsu lalu juga menyesatkan yang dimaksud yang disebut tersebar luas di tempat area platform digital digital itu terkait perang Israel-Hamas.
Komisi Eropa pekan lalu secara resmi membuka penyelidikan terhadap X setelah sebelumnya ada peringatan tentang disinformasi lalu juga konten ilegal pada dalam platformnya yang dimaksud yang disebut terkait dengan konflik.
X mengatakan merek sudah lama menghapus “ratusan akun yang digunakan digunakan berafiliasi dengan Hamas,” menghapus ribuan postingan sejak serangan terhadap Israel oleh Hamas serta meningkatkan Catatan Komunitas, programnya yang digunakan digunakan memungkinkan pengguna memeriksa fakta postingan pengguna lain.
“X sedang menangani konten palsu serta dimanipulasi yang digunakan hal itu teridentifikasi selama krisis yang mana terus berkembang juga berubah ini,” kata CEO X Linda Yaccarino dalam suratnya kepada Komisaris UE Thierry Breton pekan lalu.